Skip to main content

Kejurnas Silat “SHO Cup 2017” Akan Digelar di Jakarta

JAKARTA (IndependensI.com) – Ratusan pesilat yang bergabung dalam perkumpulan silat Setia Hati Organisasi (SHO) akan bertarung dalam  Kejuaraan Nasional yang digelar di Jakarta. Sejumlah pesilat SHO dari Jakarta, Banten, Kepulauan Riau dan Singapura direncanakan  hadir untuk memeriahkan SHO Cup 2017 yang akan berlangsung 23 – 24 Desember 2017 mendatang.

“Panitia sudah mempersiapkan kejurnas ini sejak Juli 2017 lalu supaya berjalan lancar dan hasilnya maksimal,” kata Ketua Panitia SHO Cup 2017, Masita Riany kepada IndependensI.com, Sabtu (19/8/2107).


Menurut Masita, kejurnas dipastikan akan berlangsung di Jakarta. Hanya saja, untuk tempat kejuaraan masih tentatif. Masih dipilih yang sesuai dengan harapan peserta maupun panitia”, kata Masita yang juga menjadi Pengurus Pusat SHO tersebut .


Menjawab pertanyaan tentang tujuan Kejurnas itu sendiri,  Masita mengatakan, kejurnas diselenggarakan untuk melihat sejauh mana kemajuan pesilat yang berada di organisasi  SHO. Harus ada kemajuan sehingga pesilat SHO bisa lebih menunjukkan prestasi secara nasional.


Selain itu, kejurnas diadakan sebagai ajang silaturahmi antar anggota pesilat SHO yang anggotanya terus berkembang. “Harapan kami kejurnas ini akan muncul atlit – atlit pelajar Indonesia yang berpotensi dan berkualitas. Ikut menjunjung nama Indonesia dan selalu menjaga sportivitas”, kata Masita.


Masita juga menggungkapkan bahwa kejurnas SHO kali ini pihaknya sengaja memilih tema: Raih Prestasi Lestarikan Budaya. Jadi, ibarat sekali mendayung dua tiga pulau terlewati. Bukan sekedar meraih prestasi, tetapi pesilat SHO juga ikut melestarikan budaya bangsa. “Silat adalah bagian dari budaya bangsa yang terancam punah kalau tidak dilestarikan,” tambahya. (kbn)


Sumber: Kejurnas Silat “SHO Cup 2017” Akan Digelar di Jakarta

Comments

Popular posts from this blog

Monolog: Ibu, Dimanakah Pancasila?

Nasionalisme adalah modal bagi anak bangsa untuk mempertahankan kedaulatan  seluruh rakyat dengan pilar kearifan lokal yang menjadi tiang budaya bangsa sebagai penyaring budaya luar agar menjadi bangsa yang memiliki identitas dan berkepribadian. Telah dirumuskan Pancasila oleh para pendiri bangsa sebagai dasar dan pondasi negara, mencakup kemajemukan yang dilambangkan sebagai Bhinneka Tunggal Ika. Dimana arti perbedaan bukanlah celah untuk terpecah-belah, tetapi justru celah yang harus diisi oleh kesatuan paham dalam semangat Nasionalisme. Karena itu, mari kita tanyakan kepada Sang Ibu …..… Ibu, Dimanakah Pancasila? Seorang anak bertanya kepada ibunya, Ibu, dimanakah Pancasila? Bukankah ia rumah kita? Bukankah ia identitas bangsa kita? Sembari tersenyum, Sang Ibu berkata, Anakku, Pancasila itu ada di sekeliling kita, Banyak manusia bisa melihat sekeliling dengan matanya, Tetapi mereka tak bisa melihat dengan hati nurani Ia ada di detak jantung buruh-buruh yan...

Asupan Sastra Reboan Malam Ini

Forum Sastra Reboan malam ini, Rabu, 25 Februari 2015, mengambil tema “Asupan”. Kali ini, forum itu akan menyuguhkan berbagai menu. Ada pengenalan buku antologi puisi “Titik Temu”. Buku ini menampilkan karya 60 penulis sastra seperti Masita Riany, Fendy Kachonk, Umira Ramata, Dewi Nova, dan lain-lain. Menurut Yo Sugianto, salah satu motor Sastra Reboan, forum itu juga akan diramaikan oleh sejumlah penyair dari Bandung. “Penyair dari Bandung yakni Ratna M.Rochiman, Epiis Gee dan Rezky Darojatus Solihin akan tampil, khusus datang untuk Sastra Reboan bersama penyair Matdon,” tutur Yo dalam akun Facebooknya. Pembaca puisi lainnya adalah Diana Prima Resmana, penulis dari Forum Sastra Bekasi dan Yoni Efendi, karyawan yang ingin menerbitkan buku puisi karyanya sendiri. Tak kalah menarik adalah penampilan tari Salsa yang dibawakan Athika Rahma Nasu, seorang penari dan instruktur. Ada pula Sanggar Svadara – Traditional Dance and Music, yang merupakan perkumpulan pecinta ...

Pembuktian Ilmiah Manfat Meditasi

Tiga puluh tahun yang lalu, setelah gelombang hippy yang melanda dunia selama satu dekade mereda, dunia barat menemukan satu ilmu baru yang dapat mereka jadikan sebagai pegangan hidup yaitu meditasi. Ilmu ini sebelumnya tidak mereka tanggapi secara serius, karena praduga mereka yang mengaitkan meditasi dengan ilmu setan, ilmu tukang sihir dan sebagainya. Mereka takut bila belajar meditasi, jiwanya tidak dapat diselamatkan dan pintu sorga tertutup untuk selama-lamanya. Pemikiran kaum tradisional konservatif ini tidak terlalu ditanggapi secara serius oleh kaum hippy yang menganggap bahwa mereka menjadi budak dogma selama berabad-abad dan dikungkung dalam lingkup pandangan penuh curiga terhadap pandangan-pandangan maupun cara hidup yang lain. Oleh karena itu, mereka berusaha lebih bersahabat dengan alam, mereka umumnya memiliki pandangan yang jauh lebih terbuka, tak terikat pada dogma, sehingga siap menerima sesuatu yang baru dan sangat "exciting" yaitu med...