Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2015

Pencak Silat, Warisan Budaya Dunia

Jika pemuda Indonesia malu menjadi pesilat, maka tinggal tunggu waktu akan silat ditinggalkan.  Dulu pendekar pencak silat atau jawara dianggap “jagoan” atau orang yang berilmu tinggi secara fisik dan lebih-lebih lagi secara spiritual-keagamaan. Di antara mereka banyak yang digelari “orang sakti”. Dalam perang merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI, para pendekar  berkontribusi besar. Perguruan pencak silat terdapat di banyak daerah Nusantara untuk mengajarkan ilmu bela diri dan ilmu spiritualitas dengan menjalani rirual-ritual serta pantangan-pantangan tertentu. Silat melestarikan  budaya dan kearifan lokal, sekaligus sebagai benteng terhadap penetrasi budaya asing yang dianggap merugikan. Beberapa  pesantren mengembangkan ilmu pencak silat. Karena itu, jangan heran jika ada kiai yang ahli ilmu agama sekaligus jago silat.    Memang, silat saja bukan sekadar olahraga bela diri. Jauh lebih dari itu, silat penuh dengan kaidah ilmu kehidupan...

Mengurai Soal Tata Edar dan Kuota Layar Film Nasional

Liputan6.com, Jakarta  Masih dalam suasana Idul Fitri, acara yang digelar Senin (3/8/2015) pekan lalu itu diberi nama "Halal Bihalal Media dengan Jajaran Direksi Cinema 21." Namun, kata seorang wartawan senior yang biasa meliput film, setelah bertahun-tahun baru kali ini rasanya pemilik jaringan bioskop Cinema 21 itu mengadakan acara halal bihalal. Jadi, sebetulnya, tentu ada agenda yang ingin disampaikan pihak jaringan bioskop terbesar di Indonesia itu pada media. Apalagi sampai jajaran direksinya pun hadir. Yang hadir adalah CEO Cinema 21 Hans Gunadi, beserta dua direktur Tri Rudy Anitio dan Jimmy Heryanto, plus Corporate Secretary Cinema 21 Catherine Keng. Agenda pembicaraan antara wartawan dengan direksi Cinema 21 tentu saja persoalan yang tengah jadi polemik hari-hari ini di kalangan pelaku industri film nasional, yakni perihal tata edar dan kuota layar bioskop untuk film nasional. Tulisan ini hendak mengurai persoalan tersebut dari hul...

Badan Bahasa Galakkan Budaya Literasi Sekolah

Guna menggalakkan budaya membaca dan menulis atau literasi di kalangan pelajar dan sekolah , Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud atau disingkat Badan Bahasa mencanangkan Gerakan Indonesia Membaca dan Menulis (GIMM) yang diikuti 105 peserta dari kalangan guru, siswa , dan mahasiswa se-DKI Jakarta. "Gerakkan ini dicanangkan dalam rangka mengimplementasikan Permendikbud 21 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti yang mewajibkan pembiasaan membaca selama 15 menit sebelum pelajaran sekolah dimulai,"kata Kepala Badan Bahasa Mahsun, di acara GIMM di Jakarta. Menurut Mahsun Permendikbud no 21/2015 mengandung hal baru yang belum pernah terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia, yaitu pengembangan potensi diri siswa secara utuh dengan wajib menggunakan waktu 15 menit pada jam pelajaran sebelum belajar-mengajar dimulai untuk membaca.  "Permendikbud ini mengandung spirit baru yang menyangkut literasi s...