Skip to main content

Peluncuran Buku Amarah Lembaga Bhinneka

Kabar Budaya – RetakanKata

Kekerasan dan penindasan minoritas yang berbuntut pada pelanggaran HAM di Indonesia telah menjadi berita renyah yang setiap hari disajikan bagi masyarakat Indonesia. Mau tidak mau, kita menelan sajian itu ketika peran aparat negara dalam menyikapi masalah tersebut cenderung semakin menurun. Rakyat marah namun sulit bertindak. Rakyat menderita di negeri yang katanya kaya. Rakyat pun hilang percaya, terutama kepada pelaku pemerintahan yang korup dan abai perannya.

Bagaimana kami bersuara?
Perbedaan pendapat dan keyakinan dalam memperjuangkan HAM yang seharusnya adalah dinamika di era Pasca Kemerdekaan sering mendapat tekanan, bahkan pembungkaman. Anda terjebak, sulit bernapas dan semakin sulit bernapas ketika pihak yang berwenang semakin abai dalam menyelesaikan persoalan ini, sementara pihak lain berpesta di atas penderitaan rakyat (minoritas).

Antologi puisi & cerpen AMARAH hadir di tengah carut-marut bangsa Indonesia dalam menyikapi masalah kekerasan dan penindasan minoritas. Antologi ini sebagai kepedulian penulis Lingkar Puisi & Prosa Lembaga Bhinneka yang digagas oleh komponis dan aktivis HAM, Soe Tjen Marching, P. hD dalam menyuarakan HAM.

Beginilah 12 cerpen dan 39 puisi dalam antologi ini merupakan coretan dari cinta tanpa restu, matinya bayang putih kemanusiaan dan berujung pada pertanyaan kepada Tuhan. Kami menulis, maka kami ada.



Karya penulis Lingkar Puisi & Prosa Lembaga Bhinneka dalam antologi AMARAH kemudian diterbitkan Glitzy Books imprint dari penerbit Gramedia pada awal 2013.

Acara digelar pada hari Sabtu, 27 April 2013, pukul 14.00 – selesai di Soeltan Cafe, Jl.Ampera Raya 59 Jakarta Selatan.

Acara ini akan diisi dengan bincang-bincang bersama Ayu Utami (Penulis Novel Saman dan Trilogi Bilangan Fu), Rocky Gerung (Pengajar filsafat UI), Haz Algebra, Ardy Kresna Crenata, Arther Panther Olii (Perwakilan penulis cerpen dan puisi antologi AMARAH). Selain itu juga akan diadakan pembacaan puisi oleh Shinta Miranda, Masita Riany, Abe DF dan anggota Lembaga Bhinneka lainnya.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Doro 087885655136
Shinta Miranda 087887909003.
Terbuka untuk umum.

Comments

Popular posts from this blog

Titik Temu Hingga Tari Salsa di Sastra Reboan

“Asupan”, kata yang sering terdengar,dipakai untuk pentingnya gizi bagi manusia. Kata yang unik karena tak ditemukan di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dan adanya di kamus Bahasa Sunda.Asupan berasal dari kata “asup” yang artinya sama dengan “masuk”di KBBI. Asupan tak hanya untuk soal gizi, kita pun hidup dengan banyak mendapat asupan, entah itu dalam seni modern, komunikasi dan lainnya. Namun, kita juga mendapat asupan dari diri sendiri, dari para pemimpin yang sayangny a tidak memberikan gizi bagus. Tak usah bicara dunia politik yang makin semrawut, sastra pun masih jadi anak tiri, tak pernah disinggung oleh petinggi Negara. Sastra Reboan mencoba mengambil tema “Asupan” dengan harapan ada yang bisa masuk dalam relung kesadaran kita dari para pengisi acara nanti.

SALAM SASTRA, Komunitas KAMPOENG JERAMI Luncurkan Buku Kumpulan Puisi Berjudul “TITIK TEMU”

RBI, BENGKULU - Bertepatan dengan peringatan Hari Ham se-dunia ke-66 yang jatuh pada hari ini, Rabu, 10 Desember 2014 maka dengan resmi Komunitas Kampoeng Jerami meluncurkan buku kebanggaan mereka yang diberi judul “Titik Temu”. Setelah melalui berapa tahapan mulai dari pengumpulan naskah, lay out, dan editing antologi puisi yang berupaya merekam sem ua catatan kecintaan pada sesama ini akhirnya menyeruak di dunia sastra Indonesia.  Rasa Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa serta ucapan terima kasih kepada seluruh penulis, teman, kawan, guru, dan tangan-tangan yang memiliki kepedulian pada Komunitas Kampoeng Jerami dengan telah membantu segala proses, baik dari proses awal sampai akhirnya nanti buku ini mampu hadir di beberapa wilayah dan daerah sebagai pintu masuk dalam mengampanyekan untuk saling kasih dan sayang terhadap sesama, lingkungan, serta alam semesta yang menjadi bagian tak terpisahkan dari setiap kebutuhan dasar sebagai manusia.