Sejumlah sastrawan yang tergabung di Komunitas Sastra Reboan akan
tampil di Malaysia dalam acara Penobatan Tokoh Persuratan Dunia Numera
(Nusantara Melayu Raya ) pada 20 November 2013. Zabidi Zay Lawanglangit,
salah satu sastrawan dan Presiden Sastra Reboan, akan tampil di acara
tersebut dengan membacakan sejumlah puisi yang ditulisnya.
Pria
yang akrab disapa Zay ini menyebutkan Komunitas Sastra Reboan acapkali
berinteraksi dengan berbagai komunitas sastra di Tanah Air dan manca negara. “Salah satunya komunitas sastra Numera Malaysia,” ucapnya di Jakarta, Rabu, (13/11).
Para sastrawan Numera pada Agustus 2013 sempat mengunjungi panggung
Sastra Reboan di Warung Apresiasi (Wapres), Bulungan, Jakarta Selatan.
Rombongan yang dipimpin oleh Ahmad Kamal Andullah itu juga membacakan
puisi-puisi sastrawan asal Malaysia.
Menurut Zay, Sastra Reboan diisi dengan beragam diskusi dan aktivitas seni, seperti bedah buku, membaca puisi, cerpen, atau penggalan novel serta pertunjukkan musik. Sastra Reboan biasanya dilaksanakan setiap bulan pada Rabu malam pekan ketiga di Wapres, Jakarta Selatan.
Sastra Reboan dibentuk sejak lima tahun lalu oleh penggiat dan penikmat sastra. “Kami membuat kegiatan sastra yang terbuka dan inklusif yang diberi nama Sastra Reboan,” papar Zay. Sastra Reboan selama periode 2011-2013 telah menerbitkan dua buku antologi puisi, yaitu Kerlip Puisi Gebyar Cerpen, dan Cinta Gugat.
Zay menyebutkan dirinya mulai menulis pusi sejak tiga dasawarsa yang lalu. Sajak-sajaknya itu kadang diunggahnya di sosial media, dipublikasikan di media cetak dan buku antologi puisi. “Puisi bisa menjadi benteng kokoh yang menjaga saya tetap waras di tengah pergolakan zaman yang menggerus kemanusiaan, mendewakan materi dan menumpulkan nurani,” jelas pria kelahiran Yogyakarta 50 tahun yang silam ini.
Pada acara di Malaysia, Zay akan membacakan dua buah puisi yang dicuplik dari kumpulan puisinya yang terdapat di buku berjudul 99 Sajak Tirakat. Puisi Zay juga terangkum di berbagai antologi puisi, diantaranya Temu Sastra Jakarta 2003, Teriakan Kota, Dian Sastro for President #2, Maha Duka Aceh, dan Cyberpunk.
Sumber: Sastra Reboan Tampil di Malaysia
Oleh: Vicky Rachman
Menurut Zay, Sastra Reboan diisi dengan beragam diskusi dan aktivitas seni, seperti bedah buku, membaca puisi, cerpen, atau penggalan novel serta pertunjukkan musik. Sastra Reboan biasanya dilaksanakan setiap bulan pada Rabu malam pekan ketiga di Wapres, Jakarta Selatan.
Sastra Reboan dibentuk sejak lima tahun lalu oleh penggiat dan penikmat sastra. “Kami membuat kegiatan sastra yang terbuka dan inklusif yang diberi nama Sastra Reboan,” papar Zay. Sastra Reboan selama periode 2011-2013 telah menerbitkan dua buku antologi puisi, yaitu Kerlip Puisi Gebyar Cerpen, dan Cinta Gugat.
Zay menyebutkan dirinya mulai menulis pusi sejak tiga dasawarsa yang lalu. Sajak-sajaknya itu kadang diunggahnya di sosial media, dipublikasikan di media cetak dan buku antologi puisi. “Puisi bisa menjadi benteng kokoh yang menjaga saya tetap waras di tengah pergolakan zaman yang menggerus kemanusiaan, mendewakan materi dan menumpulkan nurani,” jelas pria kelahiran Yogyakarta 50 tahun yang silam ini.
Pada acara di Malaysia, Zay akan membacakan dua buah puisi yang dicuplik dari kumpulan puisinya yang terdapat di buku berjudul 99 Sajak Tirakat. Puisi Zay juga terangkum di berbagai antologi puisi, diantaranya Temu Sastra Jakarta 2003, Teriakan Kota, Dian Sastro for President #2, Maha Duka Aceh, dan Cyberpunk.
Sumber: Sastra Reboan Tampil di Malaysia
Oleh: Vicky Rachman
Sejumlah
sastrawan yang tergabung di Komunitas Sastra Reboan akan tampil di
Malaysia dalam acara Penobatan Tokoh Persuratan Dunia Numera (Nusantara
Melayu Raya ) pada 20 November 2013. Zabidi Zay Lawanglangit, salah satu
sastrawan dan Presiden Sastra Reboan, akan tampil di acara tersebut
dengan membacakan sejumlah puisi yang ditulisnya.
Pria yang akrab disapa Zay ini menyebutkan Komunitas Sastra Reboan acapkali berinteraksi dengan berbagai komunitas sastra di Tanah Air dan manca negara. “Salah satunya komunitas sastra Numera Malaysia,” ucapnya di Jakarta, Rabu, (13/11).
Para sastrawan Numera pada Agustus 2013 sempat mengunjungi panggung Sastra Reboan di Warung Apresiasi (Wapres), Bulungan, Jakarta Selatan. Rombongan yang dipimpin oleh Ahmad Kamal Andullah itu juga membacakan puisi-puisi sastrawan asal Malaysia.
Menurut Zay, Sastra Reboan diisi dengan beragam diskusi dan aktivitas seni, seperti bedah buku, membaca puisi, cerpen, atau penggalan novel serta pertunjukkan musik. Sastra Reboan biasanya dilaksanakan setiap bulan pada Rabu malam pekan ketiga di Wapres, Jakarta Selatan
Sastra Reboan dibentuk sejak lima tahun lalu oleh penggiat dan penikmat sastra. “Kami membuat kegiatan sastra yang terbuka dan inklusif yang diberi nama Sastra Reboan,” papar Zay. Sastra Reboan selama periode 2011-2013 telah menerbitkan dua buku antologi puisi, yaitu Kerlip Puisi Gebyar Cerpen, dan Cinta Gugat.
Zay menyebutkan dirinya mulai menulis pusi sejak tiga dasawarsa yang lalu. Sajak-sajaknya itu kadang diunggahnya di sosial media, dipublikasikan di media cetak dan buku antologi puisi. “Puisi bisa menjadi benteng kokoh yang menjaga saya tetap waras di tengah pergolakan zaman yang menggerus kemanusiaan, mendewakan materi dan menumpulkan nurani,” jelas pria kelahiran Yogyakarta 50 tahun yang silam ini.
Pada acara di Malaysia, Zay akan membacakan dua buah puisi yang dicuplik dari kumpulan puisinya yang terdapat di buku berjudul 99 Sajak Tirakat. Puisi Zay juga terangkum di berbagai antologi puisi, diantaranya Temu Sastra Jakarta 2003, Teriakan Kota, Dian Sastro for President #2, Maha Duka Aceh, dan Cyberpunk.
- See more at: http://satulingkar.com/detail/read/9/2491/sastra-reboan-tampil-di-malaysia#sthash.WyHUsuHI.dpuf
Pria yang akrab disapa Zay ini menyebutkan Komunitas Sastra Reboan acapkali berinteraksi dengan berbagai komunitas sastra di Tanah Air dan manca negara. “Salah satunya komunitas sastra Numera Malaysia,” ucapnya di Jakarta, Rabu, (13/11).
Para sastrawan Numera pada Agustus 2013 sempat mengunjungi panggung Sastra Reboan di Warung Apresiasi (Wapres), Bulungan, Jakarta Selatan. Rombongan yang dipimpin oleh Ahmad Kamal Andullah itu juga membacakan puisi-puisi sastrawan asal Malaysia.
Menurut Zay, Sastra Reboan diisi dengan beragam diskusi dan aktivitas seni, seperti bedah buku, membaca puisi, cerpen, atau penggalan novel serta pertunjukkan musik. Sastra Reboan biasanya dilaksanakan setiap bulan pada Rabu malam pekan ketiga di Wapres, Jakarta Selatan
Sastra Reboan dibentuk sejak lima tahun lalu oleh penggiat dan penikmat sastra. “Kami membuat kegiatan sastra yang terbuka dan inklusif yang diberi nama Sastra Reboan,” papar Zay. Sastra Reboan selama periode 2011-2013 telah menerbitkan dua buku antologi puisi, yaitu Kerlip Puisi Gebyar Cerpen, dan Cinta Gugat.
Zay menyebutkan dirinya mulai menulis pusi sejak tiga dasawarsa yang lalu. Sajak-sajaknya itu kadang diunggahnya di sosial media, dipublikasikan di media cetak dan buku antologi puisi. “Puisi bisa menjadi benteng kokoh yang menjaga saya tetap waras di tengah pergolakan zaman yang menggerus kemanusiaan, mendewakan materi dan menumpulkan nurani,” jelas pria kelahiran Yogyakarta 50 tahun yang silam ini.
Pada acara di Malaysia, Zay akan membacakan dua buah puisi yang dicuplik dari kumpulan puisinya yang terdapat di buku berjudul 99 Sajak Tirakat. Puisi Zay juga terangkum di berbagai antologi puisi, diantaranya Temu Sastra Jakarta 2003, Teriakan Kota, Dian Sastro for President #2, Maha Duka Aceh, dan Cyberpunk.
- See more at: http://satulingkar.com/detail/read/9/2491/sastra-reboan-tampil-di-malaysia#sthash.WyHUsuHI.dpuf
Comments
Post a Comment